OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
STUDI KASUS PADA PERUMAHAN MANUNGGAL KARYA
DI DESA SIDOMULYO, KEC. ANGGANA, KAB. KUTAI KARTANEGARA
Wateno Oetomo dan Viva Octaviani
Pernah muat di Jurnal EXTRAPOLASI
ISSN : 1693-8259, Volume : 031 No. 01 Juli 2010
ISSN : 1693-8259, Volume : 031 No. 01 Juli 2010
(Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)
Abstrak
Kalimantan
Timur sebagai propinsi terluas kedua setelah Irian Jaya, dengan sendirinya
pertumbuhan dan perkembangan penduduk juga cukup pesat sehingga kebutuhan akan
rumah juga dirasakan masih kekurangan dan belum memenuhi kebutuhan yang ada,
Sebagaimana layaknya Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kecamatan
Anggana yang berpenduduk tidak kurang dari 28.974 jiwa, juga dihadapkan pada
permasalahan pemukiman untuk memenuhi kebutuhan akan rumah.
Untuk mendapatkan hasil keuntungan yang optimal dibandingkan harga pokok produksi dari
investasi pembangunan perumahan Manunggal Karya di Desa Sidomulyo – Kecamatan
Anggana yang layak dilaksanakan sehingga dapat diketahui jumlah masing-masing
type-type yang akan dibangun sesuai lahan dan luas lahan untuk
fasilitas-fasilitas umum. Objek penelitian dalam
studi ini adalah pembangunan perumahan
Manunggal Karya di Desa Sidomulyo – Kecamatan. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder, yaitu data
yang diambil pihak manajemen pengembang pembangunan perumahan Manunggal Karya di Desa Sidomulyo – Kecamatan. Dan variabel yang digunakan adalah harga jual, luas
bangunan dari masing-masing type rumah yang hendak dibangun.
Berdasarkan
hasil analisis metode linear dapat disimpulkan bahwa pembangunan pada perencanaan II dengan menggunakan
perbandingan 6 : 1 : 2 : 1 sesuai dengan
ketentuan pemerintah layak dillaksanakan karena didapatkan hasil keuntungan
yang optimal yaitu sebesar Rp 21.943.350.000,- dengan jumlah unit rumah adalah
sebagai berikut: type 36 = 186 unit, type 54 = 31 unit, type 70 = 62 unit dan
type 98 = 31 unit. Jumlah total keseluruhan 310 unit dengan luas lahan yang
terpakai sekitar 35.960 m2. dan lahan untuk fasilitas umum 24.040 m2.
Kata kunci: pembangunan
perumahan Manunggal Karya di desa sidomulyo, analisis investasi linear
progaming
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Faktor yang
mendorong seseorang untuk membeli rumah adalah ingin memiliki rumah untuk
memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal sebagai kebutuhan primer (walaupun orang
membeli rumah melaui KPR) untuk kebutuhan rutinitas kehidupan sehari-hari,
dalam lingkungan keluarga yang lengkap.
Faktor ini berkaitan dengan adanya
kebutuhan akan tempat tinggal yang lengkap dengan faslitas lainnya serta desain
tata ruang, model arsitektur mapun penataan lingkungan yang dilengkapi
fasilitas umum, sosial dan sarana umum.
Menyadari akan
pentingnya kebutuhan rumah tersebut, pemerintah telah berusaha untuk mencari
jalan agar pemerataan pemilikan rumah dapat dinikmati oleh masyarakat. Didalam
upaya pemerintah untuk mewujudkan cita-citanya maka peranan swasta sangat diharapkan
dapat membantu pemerintah untuk menyiapkan lokasi-lokasi perumahan yang ideal serta
membangun komplek-komplek Real Estate, Perumahan, Rumah Susun dan sebagainya.
Kesempatan dan peluang yang diberikan kepada swasta tersebut diharapkan
hasilnya dapat betul-betul terwujud.
Kalimantan Timur sebagai propinsi terluas kedua setelah Irian Jaya, dengan
sendirinya pertumbuhan dan perkembangan penduduk juga cukup pesat sehingga
kebutuhan akan rumah juga dirasakan masih kekurangan dan belum memenuhi
kebutuhan yang ada, Oleh sebab itu Gubernur Propinsi Kaltim mengajak sejumlah
investor yang berniat dari Kaltim maupun dari luar Kaltim untuk menanamkan
investasi untuk mengembang-kan perumahan rakyat di daerah ini, sebab
pemenuhan rumah bagi penduduk yang jumlahnya sekitar 2,7 juta orang dirasakan
belum memadai.
Salah satu kebijakan dan strategi yang perlu ditetapkan adalah dengan
mengurangi permasalahan-permasalahan yang timbul, khususnya didaerah padat
penduduk (atau kawasan dengan tingkat hunian yang sangat tinggi), seperti
genangan atau banjir, pencemaran serta kerusakan lingkungan.
Sementara itu jika dilihat dari sisi pembiayaan, salah satu kendala
disektor perumahan yang masih ada saat ini adalah ketidak seimbangan antara
pembiayaan dan pembangunan. Meski demikian prediksi terhadap tren penurunan
suku bunga kredit perumahan kedepan diharapkan dapat diimbangi dengan
meningkatnya kemam-puan pengembang membangun unit perumahan
yang sesuai dengan pertum-buhan permintaan pasar.
Konsep kota hunian maupun pemu-kiman berwawasan
lingkungan sebaiknya selaras dengan lingkungan asli sekitarnya. Lingkungan
asri, udara segar dan aman. Keasrian suasana lingkungan perumahan dapat dilihat
dan dirasakan betul pada saat konsumen melintas dan memasuki kawasan perumahan
tersebut, bentuk topografi lahan yang mengikuti tofografi alam sekitarnya,
tersedianya taman-taman lingkungan dengan desain yang menarik.
Suatu perumahan agar terlihat menarik dan mempunyai nilai tinggi adalah
bagaimana pengembang untuk menawarkan type rumah yang diminati serta ditata
dalam penataan ruang yang baik, selama ini dalam bidang penataan ruang banyak
perhatian tercurah pada tata guna lahan (land
use) dan pemanfaatan lahan (land
utilization). Disinilah para pengembang ditantang bagaimana caranya agar
lahan yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal didalam membangun
beberapa type rumah agar mendapatkan keuntungan yang maksimum.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana Developer mendapatkan jumlah masing-masing type rumah yang akan dibangun sesuai lahan yang ada serta besaran keuntungan maksimum yang dihasilkan dibandingkan dengan harga pokok pembangunan dari investasi pada pembangunan perumahan Manunggal Karya di Desa Sidomulyo – Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara, layak dilaksanakan.
- Berapa luas lahan tersisa yang diperuntukan fasilitas-fasilitas umum.
1.3 Tujuan Penelitian
- Agar Developer dapat menentukan jumlah masing-masing type rumah yang akan dibangun sesuai lahan yang ada serta besaran keuntungan maksimum yang dihasilkan dibandingkan dengan harga pokok pembangunan dari investasi pada pembangunan perumahan Manunggal Karya di Desa Sidomulyo–Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara, layak dilaksanakan.
- Menentukan berapa luas lahan untuk fasilitas-fasilitas umum.
1.4 Batasan Masalah
- Penelitian terhadap analisa sisitem optimalisasi ini dilakukan khusus untuk mendapatkan jumlah type-type rumah yang akan dibangun serta pencapaiaan keuntungan yang maksimal.
- Optimalisasi pemanfaatan lahan dilakukan pada pembangunan perumahan Manunggal Karya di Desa Sidomulyo – Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara
- Optimalisasi pemanfaatan lahan menggunakan Program Linier.
- Pengumpulan data baik type rumah, luasan lahan serta harga pokok perumahan dilakukan pada Depeloper PT. Becik Prasojo.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dan
perhitungan menggunakan progam linier adalah untuk mendapatkan nilai keuntungan
maksimum didasarkan pada mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan yang tersedia.
Optimalisasi pemanfaatan lahan tersebut diharapkan dapat bermanfaat dan
dijadikan acuan bagi para developer untuk membangun perumahan Manunggal Karya
di Desa Sidomulyo – Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara pada
khususnya serta kawasan perumahan lainnya pada umumnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Pengertiaan Real
Estate adalah usaha yang berhubungan dengan
tanah dan segala sesuatu yang bersangkutan didalamnya. Di Indonesia ini
adalah Asosiasi para developer yang mempunyai kesamaan usaha, kegiatan, profesi
di bidang pembangunan dan pengolahan perumahan dan pemukiman serta jasa-jasa Real Esate lainnya, berbentuk kesatuan
dengan ruang lingkup nasional.
Menurut penggunaannya Real Estate diklarifikasi
menjadi lima, diantaranya:
- Bangunan Industri.
- Bangunan Komersial.
- Rumah tinggal untuk dimiliki berbagai kalangan.
- Rumah tinggal untuk disewakan milik pemerintah, swasta, dan pribadi.
- Tanah pertaniaan dan lahan terbuka.
- Masing-masing memiliki karakteristik dan tuntutan yang beraneka ragam sesuai fungsinya masing-masing.
2.2
Perumahan
Apabila dilihat secara makro, dalam
melakukan pembangunan, khususnya pembangunan perumahan dan pemukiman seharusnya
dilakukan sinkronisasi antara dua sistem, yaitu perkotaan dan pedesaan. Hal ini
harus diupayakan guna terjadinya kelebihan
beban (Over Load) dalam lingkungan
perumahan dan wilayah perkotaan yang dapat menimbulkan dampak yang kurang
menguntungkan bagi wilayah perkotaan maupun wilayah dibelakangnya (Hinterland), yang biasanya adalah suatu
daerah pedesaan.
Oleh karena itu perencanaan perumahan memegang peranan yang sangat penting
dalam pengendaliaan laju pembangunan agar berdampak positif dan
berkesinambungan. Perancanaan itu harus dilakukan, dimulai dari perencanaan
rumah–rumah hingga rencana lingkungan pemukiman dan ruang perkotaan, bahkan
hingga skenario wilayahnya.
Nilai suatu real
estate merupakan pusat perhatian dari anggota masyarakat yang terlibat di
dalam bidang yang berkenaan dengan properti khususnya real estate. Nilai dapat mempunyai berbagai arti dalam penilaian real estate dan definisi yang dapat
dipakai tergantung konteks dan peng-gunaannya.
Secara umum faktor yang
mem-pengaruhi proses penilaian adalah sebagai berikut :
- Bunga Bank yang berlaku mengikat mutlak terhadap Modal Kerja dan Harga komponen-komponen yang berkenaan langsung.
- Harga Pasar yang ada pada obyek penilaian
- Pajak yang berlaku atas obyek penilaian.
- Biaya-biaya yang terkait langsung dengan obyek.
Oleh karena itu sebaiknya akan dilakukan pengembangan perumahan, terlebih
dahulu harus betul–betul diteliti dan diketahui keadaan dan kondisi pemukiman
dimana perumahan tersebut akan dibangun. Upaya tersebut bisa dilakukan melalui
studi kelayakan terlebih dahulu agar keberadaan perumahan tersebut sesuai
dengan kebutuhan semestinya dan dalam operasionalnya dapat mendukung laju dan
arah pembangunan yang sudah direncanakan.
2.3 Permasalahan Pembangunan
2.3.1. Faktor ekonomi dan
sosial.
Faktor ekonomi merupakan perma-salahan
yang sangat mendasar bagi masyarakat indonesia sebagai masyarakat yang sedang
berkembang.
1. Laju pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendali.
Sebagai negara yang sedang
berkembang, Indonesia sangat rentan terhadap masalah kependudukan, di mana laju
pertambahan penduduk sangat pesat sehingga pembangunan sarana perumahan dan
pemukiman tidak bisa mengimbangi laju pertumbuhan penduduk itu.
2. Tingginya angka urbanisasi.
Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan
fasilitas di pusat–pusat kota, hal itu secara otomatis memacu pertumbuhan angka
urbanisasi yang kemudiaan menimbulkan berbagai macam permasalahan baru terutama
di bidang perumahan dan pemukiman.
3. Laju inflasi yang tinggi
Salah satu penyebab timbulnya
masalah perumahan dan pemukiman, selain yang sudah dibahas di atas, adalah
tingginya angka inflasi. Karena harga bangunan terkait erat dengan mata uang asing
(dolar), Inflasi mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi semakin tinggi. Hal
ini tentu mengakibatkan tertundanya proses pembangunan perumahan dan pemukiman.
2.4 Aspek Perencanaan Perumahan
Dengan memperhatikan aspek–aspek
perencanaan sepanjang pembangunannya, diharapkan baik arah maupun laju pem-bangunan
perumahan akan dapat mencapai suatu kondisi dimana jumlah dan kualitasnya
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Karena perumahan dan pemukiman
berfungsi sebagai wadah pengembangan sumber daya manusia serta sebagai pengejawatahan
dari kehidupan sosial yang tertib maka dalam merencanakan perumahan harus
mempertimbangkan aspek–aspek yang mendasari perencanaan perumahan menurut
Budiharjo (2006 : 231) antara lain adalah :
- Lingkungan.
- Daya beli (Affordability)
- Kelembagaan
2.5 Pengaturan Daerah Perumahan
Setelah daerah pemukiman ditentukan, agar dalam jangka panjang daerah
perumahan itu tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya maka
perlu dibuat rencana tampaknya (Site
Planning). Kesalahan menyusun Site
Plainning sulit diperbaiki mengingat banyaknya penghuni dan pengarunya
dapat dirasakan oloh generasi berikutnya.
2.6
Perencanaan Kesesuaian Tata Guna Lahan
Pemanfaatan lahan hendaknya
direlisasikan sesuai rencana peruntukannya. Hal ini merupakan strategi untuk
mencapai keteraturan tata guna lahan. Pemanfaatan lahan tidak teratur dapat
menimbulkan tumpang tindihnya fungsi lahan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
keberlanjutan fungsi ruang secara luas. Untuk menjamin terciptanya daya dukung
lingkungan yang optimal, pembangunan perumahan dan pemukiman harus sesuai
daerah peruntukannya, pada lokasi yang diperuntukan bagi hunian dan pemukiman.
2.7 Pendekatan Baru Bagi Pembangunan
Semua cara dan strategi digunakan untuk
mengatasi faktor-faktor baru yang muncul dengan segi teknis, fungsional,
sosial, dan estetis. Para developer menggabungkan faktor-faktor baru tersebut
ke dalam proses pembangunan dan bekerjasama dengan para developer secara
efektif dalam proses tersebut . Bahkan
perencana banyak yang berubah jalur menjadi developer.
Faktor-faktor menurut Frick (1999:231) adalah:
- Alternatif penggunaan lahan
- Faktor-faktor dan prasarana pemasaran.
- Kerjasama antar sektor pemerintah dengan sektor swasta.
- Biaya kelangsungan hidup dan konsekuensi pajak.
2.8 Aspek Sosial dan
Ekonomi dalam Pembangunan
Dalam pembangunan perumahan harus memperhatikan aspek sosial dan ekonomi
karena mempengaruhi type dan bentuk dari proyek yang akan dibangun. Diantara
aspek utama ini termasuk juga tersedianya dan kontrol terhadap tanah, ukuran
dan lokasi pertumbuhan penduduk, jalan masuk dan transportasi, biaya kontruksi,
tersedianya keuangan peraturan pajak dan kondisi perekonomian. Aspek sosial dan
ekonomi telah menyebabkan berubahnya persaingan dalam bidang pembangunan, banyak
organisasi pembangunan bersaing dalam memperebutkan kesempatan yang semakin
kecil.
2.9 Peranan Perencana
Penentuan faktor–faktor seperti lokasi,
kegunaan, kepadatan penduduk, trans-portasi, dan bentuk bangunan didasarkan
atas dasar–dasar ideologi. Dewasa ini,
lebih banyak diutamakan kemampuan dan pengambilan keputusan agar pembangunan
proyek kawasan perumahan tersebut dapat dilaksanakan, berhasil dan memiliki
banyak peminat karena menarik. Pemecahan yang inovatif akan dipakai untuk
menanggapi masalah tempat, komunitas, pasar, ling-kungan, konstruksi, dan
kendala kelangsungan hidup dan keseluruhan pemecahan ini mempunyai potensi
untuk menghasilkan kekayaan dan kekuatan dalam perencanaan dan desain.
2.10 Dasar-dasar Pembangunan
Developer adalah badan hukum yang bergerak dibidang usaha yang sangat
spekulatif dalam pembangunan konstruksi gedung atau perumahan. Developer
memberikan kepercayaan pada pelaksanaan proyek dengan batas waktu yang telah
ditentukan, berarti perencana harus dapat segera menyelesaikan hal yang tidak
sesuai antara praktek perencanaan yang baik dan faktor ekonomi proyek yang
memenuhi syarat. Untuk dapat membuat kecocokkan dari berbagai segi termasuk
memilih lokasi dan jalan masuk.
2.11 Menentukan Kelayakan Proyek
Jika developer dan perencana telah
menentukan tempat untuk mendidirikan kawasan perumahan, maka maksudnya disini
adalah apakah proyek pembangunan yang diusulkan tersebut memungkinkan, dilihat
dari sudut teknis pemasaran dan ekonomis .Hal-hal tersebut meliputi:
Pendekatan dengan para pemuka
- pemuka masyarakat setempat, perencana dan pejabat apakah proyek pembangunan
perumahan ini dapat diterima.
Memperhitungkan dengan teliti
tentang pemecahan masalah teknis berkenaan dengan tempat ,termasuk pengujian
atas tanah.
- Membuat analisis pasar secara detail.
- Memilih perencana dan arsitek yang akan menggambar alternatif desain
- Membuat proyek ekonomi untuk berbagai alternatif desain dari hal-hal tersebut diatas menetukan keberhasilan suatu proyek pembangunan kawasan perumahan
2.12 Investasi dalam Perumahan
Investasi dapat didefinisikan sebagai sebuah
tindakan untuk membelanjakan uang pada masa sekarang untuk mendapatkan suatu
bentuk imbalan (uang atau barang) pada masa yang akan datang.
Investasi adalah kegiatan usaha penyediaan perumahan untuk para calon
debitur, dimana umumnya penyediaan rumah ini memerlukan investasi pembangunan
yang besar untuk penyediaan lahan, pematangan lahan, pembangunan rumah dan
sarana jalan, drainase serta fasilitas Listrik, Air, Telpon dan fasilitas umum
lainnya. Dan dilain pihak pengembaliannya sangat tergantung dari hasil
penjualan rumah yang biasanya cukup memakan waktu berkisar antara 3 s/d 5 tahun
lamanya.
III. METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian yang baik berisi hal-hal
berikut di bawah ini :
a. Permasalahan, yang terdiri atas :
- Latar belakang
- Rumusan masalah
- Tujuan Penelitian
- Batasan penelitian
- Manfaat penelitian
b. Landasan teori, yang terdiri atas :
- Definisi
- Dasar teori
c. Prosedur penelitian, yang terdiri atas :
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
- Analisa data dan perhitungan
- Kesimpulan dan saran
IV. HASIL ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
Hasil analisa perhitungan, pada perencanaan pembangunan I yang kami
lakukan dengan Program Linier dengan menggunakan perbandingan 6 : 3 : 1 sesuai dengan ketentuan pemerintah
didapat hasil yang lebih optimal dengan jumlah unit rumah adalah sebagai
berikut: type 36 = 206 unit, type 54 = 103 unit, dan type 70 = 34 unit. Jumlah
total keseluruhan 343 unit. Sehingga didapatkan keuntungan yang lebih maksimal
yaitu sebesar Rp 17.029.150.000,- Hasil analisa perhitungan, pada perencanaan
pembangunan II yang kami lakukan dengan Program Linier pada kemungkinan I
dengan menggunakan perbandingan 6 : 2 :
1 : 1 sesuai dengan ketentuan pemerintah didapat hasil yang lebih optimal
dengan jumlah unit rumah adalah sebagai berikut: type 36 = 191 unit, type 54 =
63 unit, type 70 = 32 unit dan type 98 = 32 unit. Jumlah total keseluruhan 318
unit. Sehingga didapatkan keuntungan yang lebih optimal yaitu sebesar Rp19.994.350.000,-.
Hasil analisa perhitungan,
pada perencanaan pembangunan II yang kami lakukan dengan Program Linier pada
kemungkinan II dengan menggunakan perbandingan
6 : 1 : 2 : 1 sesuai dengan ketentuan pemerintah didapat hasil yang
lebih optimal dengan jumlah unit rumah adalah sebagai berikut: type 36 = 186
unit, type 54 = 31 unit, type 70 = 62 unit dan type 98 = 31 unit. Jumlah total
keseluruhan 310 unit. Sehingga didapatkan keuntungan yang lebih optimal yaitu
sebesarRp21.943.350.000,-.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang kami lakukan dengan menggunakan Program Linier
untuk menerapkan aturan Pemerintah tentang pembangunan sebuah kawasan perumahan
Manunggal Karya di Desa Sidomulyo–Kecamatan Anggana, maka kami dapat mengambil
suatu kesimpulan sebagai berikut:
Developer mendapatkan hasil laba yang optimal
dibandingkan harga pokok pembangunan dari investasi pembangunan perumahan
Manunggal Karya di Desa Sidomulyo – Kecamatan Anggana, layak dilaksanakan pada
perencanaan pembangunan tahap II dengan perbandingan 6 : 1 : 2 : 1. Pada
Perencanaan Pembangunan Tahap II tersebut menghasilkan keuntungan optimal
sebesar Rp 21.943.350.000,- dan rincian perencanaan pembangunan tersebut dapat
dilihat pada tabel 5.1 adalah sebagai
berikut :
Luas lahan untuk fasilitas-fasilitas umum
pada pembangunan perumahan Manunggal Karya di Desa Sidomulyo – Kecamatan
Anggana adalah 60.000 m2 – 35.960 m2 = 24.040 m2.
5.2 Saran
Lebih
baik menggunakan pilihan pembangunan yang menggunakan type 98 untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dari proyek yang direncanakan oleh pengembang.
Penggunaan Software Optimasi dapat menggunakan
progam yang lain selain progam yang kami gunakan yaitu Progam Linier.
Bahwa untuk pembelian rumah didasarkan atas
permintaan dari konsumen yang nantinya akan membeli rumah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Antony Catanese, Snyder, 1996, Perencanaan Kota, Edisi II, Jakarta:
Erlangga.
Budihardjo, 2006, Sejumlah Masalah
Pemukiman Kota, Bandung: Intitut Teknologi Bandung.
Heinz Frick, 1999, Teori perancangan
kota dan penerapannya dalam Perancangan Kota Secara Terpadu, Yogyakarta:
Kanisus.
Real Estate Indonesia, 2009, Aturan
pembangunan sebuah kawasan perumahan.
Undang Undang Republik
Indonesia nomor 4 tahun 1992, tentang Perumahan
dan Permukiman.
ada perhitungan program linier lengkapnya ga ??
BalasHapus